Serverless computing adalah model pemrograman di mana developer tidak perlu mengelola infrastruktur server. Alih-alih, seluruh pengelolaan server, seperti skalabilitas, pemeliharaan, dan pengaturan, ditangani oleh penyedia layanan cloud (cloud provider). Dengan kata lain, serverless computing memungkinkan perusahaan untuk fokus pada pengembangan aplikasi tanpa harus repot mengurus server.
Pada model ini, developer hanya perlu mengembangkan kode dan mengunggahnya ke platform serverless. Penyedia layanan cloud kemudian menjalankan kode tersebut sesuai dengan permintaan yang masuk. Ini berbeda dengan model tradisional di mana perusahaan harus mengelola server sendiri, mulai dari instalasi hingga pemeliharaan harian.
Mengoperasikan server dan menjalankan website perusahaan dapat menjadi tantangan besar bagi banyak bisnis. Fokus utama perusahaan adalah memaksimalkan pelayanan kepada pelanggan tanpa harus direpotkan oleh pemeliharaan dan perawatan server yang digunakan. Oleh karena itu, banyak perusahaan mulai mengadopsi serverless computing untuk mengoptimalkan operasional mereka. Jika kamu belum familiar dengan istilah ini, serverless computing memungkinkan pengguna untuk menjalankan website dengan konfigurasi yang sederhana.
Komponen Serverless Computing
Untuk mendukung operasional serverless computing, terdapat beberapa komponen utama yang berperan penting, yaitu:
1. Cloud Computing
Cloud computing adalah tulang punggung dari serverless computing. Dalam model ini, seluruh infrastruktur dan operasional sistem dikelola oleh cloud provider. Layanan ini mencakup penyimpanan data, pengelolaan server, dan skalabilitas jaringan. Beberapa contoh penyedia layanan cloud yang populer adalah Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform (GCP), dan Microsoft Azure.
2. API (Application Programming Interface)
API berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara berbagai komponen aplikasi. Dalam konteks serverless computing, API memungkinkan aplikasi atau situs untuk berinteraksi dengan layanan yang ada dalam infrastruktur cloud. API digunakan untuk mengakses dan mengontrol fungsi serverless agar dapat berjalan lebih maksimal.
3. Penyimpanan Objek
Penyimpanan objek digunakan untuk menyimpan dan mengelola data dalam bentuk objek, seperti file, gambar, video, dan dokumen. Layanan penyimpanan objek biasanya disediakan oleh cloud provider dan dapat diakses melalui API. Contoh layanan penyimpanan objek yang populer adalah Amazon S3, Google Cloud Storage, dan Azure Blob Storage.
Kelebihan Serverless Computing
Serverless computing menawarkan berbagai kelebihan yang dapat meningkatkan efisiensi dan performa bisnis. Beberapa kelebihan utama dari teknologi ini adalah:
1. Skalabilitas Otomatis
Salah satu kelebihan utama dari serverless computing adalah kemampuannya untuk melakukan scaling otomatis. Ini berarti infrastruktur dapat menyesuaikan kapasitasnya secara otomatis sesuai dengan beban kerja yang ada. Misalnya, ketika terjadi lonjakan traffic di website, serverless computing akan menambah kapasitas server secara otomatis untuk mengimbangi beban tersebut. Sebaliknya, ketika traffic menurun, kapasitas server akan dikurangi untuk menghemat sumber daya.
2. Biaya Lebih Terjangkau
Membangun dan mengelola infrastruktur server sendiri membutuhkan biaya yang besar. Dengan serverless computing, perusahaan hanya perlu membayar layanan yang digunakan, tanpa harus mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan server. Model pembayaran pay-as-you-go ini sangat menguntungkan karena biaya dihitung berdasarkan penggunaan aktual, sehingga lebih efisien dan hemat.
3. Ketersediaan Data dan Sistem yang Stabil
Serverless computing menawarkan ketersediaan data dan sistem yang lebih stabil dibandingkan dengan infrastruktur server tradisional. Data yang disimpan di cloud dapat diakses kapan saja dan dari mana saja, selama ada koneksi internet. Selain itu, sistem operasional jaringan lebih stabil karena jika terjadi kegagalan pada satu server, hal tersebut tidak akan mempengaruhi keseluruhan operasional jaringan.
Kekurangan Serverless Computing
Meskipun menawarkan banyak kelebihan, serverless computing juga memiliki beberapa kekurangan yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1. Keterbatasan Kode Pemrograman
Salah satu kekurangan dari serverless computing adalah keterbatasan dalam mendukung bahasa pemrograman. Beberapa cloud provider mungkin hanya mendukung bahasa pemrograman tertentu, seperti JavaScript, Python, dan Java. Hal ini dapat menjadi kendala bagi developer yang menggunakan bahasa pemrograman lain.
2. Pembatasan Sumber Daya
Cloud provider biasanya membatasi kapasitas memori dan sumber daya lain yang dapat dialokasikan untuk setiap fungsi. Jika penggunaan sumber daya melebihi batas yang ditentukan, sistem dapat mengalami kegagalan. Oleh karena itu, developer perlu mengoptimalkan penggunaan memori dan sumber daya lainnya untuk memastikan performa aplikasi tetap optimal.
3. Kesulitan Mengatasi Bug
Dalam serverless computing, penanganan bug dan masalah teknis lainnya menjadi tanggung jawab cloud provider. Ini berarti developer harus menunggu cloud provider untuk memperbaiki masalah, yang dapat memakan waktu lebih lama dibandingkan jika perusahaan mengelola server sendiri. Keterlambatan ini dapat mempengaruhi layanan kepada pengguna atau pelanggan.
Contoh Penggunaan Serverless Computing dalam Bisnis
Serverless computing dapat digunakan dalam berbagai skenario bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan performa. Berikut adalah beberapa contoh penggunaan serverless computing dalam bisnis:
1. Aplikasi Chatbot
Aplikasi chatbot merupakan contoh ideal dari penggunaan serverless computing. Chatbot dapat memproses dan menanggapi permintaan pengguna secara real-time, tanpa memerlukan intervensi manusia. Dengan serverless computing, aplikasi chatbot dapat di-deploy dan di-scaling otomatis sesuai dengan jumlah permintaan yang masuk. Ini membantu perusahaan dalam memberikan layanan pelanggan yang cepat dan responsif.
2. Proses Data dan Analitik
Serverless computing sangat cocok untuk memproses dan menganalisis data dalam jumlah besar. Misalnya, perusahaan e-commerce dapat menggunakan serverless computing untuk menganalisis data pembelian pelanggan dan mendapatkan wawasan berharga tentang perilaku konsumen. Data tersebut kemudian dapat digunakan untuk meningkatkan strategi pemasaran dan penjualan.
3. Internet of Things (IoT)
Perangkat IoT sering kali mengirim dan menerima data secara terus-menerus. Dengan serverless computing, data dari perangkat IoT dapat diproses dan disimpan di cloud tanpa perlu mengelola server sendiri. Ini memungkinkan perusahaan untuk mengelola dan memantau perangkat IoT secara efisien, serta menghemat biaya operasional.
4. Aplikasi Web dan Mobile
Serverless computing juga dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi web dan mobile yang dinamis. Misalnya, aplikasi e-commerce yang membutuhkan skalabilitas tinggi dapat menggunakan serverless computing untuk menangani lonjakan traffic saat promosi atau diskon besar-besaran. Dengan serverless computing, aplikasi dapat di-deploy dengan cepat dan skalabilitasnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
DigitalOcean Functions sebagai Solusi Serverless Computing
DigitalOcean Functions adalah salah satu solusi serverless computing yang dapat membantu perusahaan dalam mengelola aplikasi dengan mudah dan efisien. DigitalOcean Functions memungkinkan developer untuk mengembangkan, menguji, dan menjalankan aplikasi tanpa harus memikirkan infrastruktur server. DigitalOcean Functions menawarkan berbagai keunggulan, antara lain:
1. Pengalaman Terpadu untuk Serverfull dan Serverless
Dengan DigitalOcean Functions, perusahaan dapat mengembangkan aplikasi yang membutuhkan long-running server dan fungsi on-demand secara terpadu. Ini memungkinkan alur kerja yang lebih efisien dan fleksibel.
2. Integrasi Seamless dengan Managed Database
DigitalOcean Functions dapat diintegrasikan dengan managed database untuk memudahkan pengelolaan data. Koneksi antara aplikasi dan database dapat dilakukan secara aman dan efisien.
3. Uji Fungsi dengan Developer Console
Developer dapat menguji fungsi secara lokal menggunakan editor dan tools favorit mereka, lalu mengirimkannya ke cloud untuk review. Ini memungkinkan proses pengembangan yang lebih cepat dan efisien.
4. Deploy Otomatis Menggunakan Platform Aplikasi
DigitalOcean Functions mendukung deploy otomatis untuk berbagai bahasa pemrograman seperti Node.js, Python, Go, dan PHP. Ini memastikan lingkungan kerja selalu aman dan stabil.
5. Penggunaan untuk Web, Mobile App, Multimedia, Data Processing, dan IoT
DigitalOcean Functions dapat digunakan untuk berbagai aplikasi, mulai dari web dan mobile app hingga pemrosesan multimedia, data processing, dan IoT. Ini menjadikannya solusi yang fleksibel dan serbaguna.
Baca juga:
- Quantum Computing Adalah: Sejarah, dan Manfaatnya
- Apa Itu Software Engineer? Peran dan Keterampilan Teknisnya
- Inilah 5 Perbedaan HTTP dan HTTPS
- Apa itu ERP (Enterprise Resource Planning)? Cara Kerja, Contoh
- Cara Kerja, Manfaat, dan 5 Fungsi Load Balancing
Referensi
Berikut adalah daftar referensi dalam format APA yang bisa digunakan untuk mendukung artikel tentang “Serverless Computing”. Referensi ini diambil dari berbagai jurnal ilmiah yang membahas konsep, aplikasi, dan manfaat serverless computing:
- Baldini, I., Castro, P., Chang, K., Cheng, P., Fink, S., Ishakian, V., … & Zhang, L. (2017). Serverless computing: Current trends and open problems. In Research Advances in Cloud Computing (pp. 1-20). Springer, Singapore. DOI: 10.1007/978-981-10-5026-8_1
- Hellerstein, J. M., Faleiro, J., Gonzalez, J. E., Schleier-Smith, J., Sreekanti, V., Wu, C., & Zhang, S. (2018). Serverless computing: One step forward, two steps back. Proceedings of the 9th ACM Symposium on Cloud Computing, 34-37. DOI: 10.1145/3267809.3267840
- Jonas, E., Schleier-Smith, J., Sreekanti, V., Tsai, C. C., Khandelwal, A., Pu, Q., … & Stoica, I. (2019). Cloud programming simplified: A Berkeley view on serverless computing. arXiv preprint arXiv:1902.03383. URL: https://arxiv.org/abs/1902.03383
- van Eyk, E., Iosup, A., Seif, S., & Thömmes, M. (2017). The SPEC cloud group’s research vision on FaaS and serverless architectures. In Proceedings of the 2nd International Workshop on Serverless Computing (pp. 1-4). DOI: 10.1145/3154847.3154848
- Spillner, J., Mateescu, R., & Müller, A. (2018). Faaster, better, cheaper: The prospect of serverless scientific computing and HPC. In Proceedings of the 2018 International Conference on High Performance Computing & Simulation (HPCS) (pp. 364-371). IEEE. DOI: 10.1109/HPCS.2018.00076
- Castro, P., Ishakian, V., Muthusamy, V., & Slominski, A. (2019). Serverless programming (function as a service). In Proceedings of the 2019 IEEE International Conference on Cloud Engineering (IC2E) (pp. 296-306). IEEE. DOI: 10.1109/IC2E.2019.00052
- Roberts, A. (2018). What is Serverless Computing? Journal of Cloud Computing, 7(1), 2-9. DOI: 10.1186/s13677-018-0115-8
- Hendrickson, S., Stojanovic, M., Chavez, A., & Koutsoukos, X. (2019). Performance modeling of serverless computing platforms. Journal of Parallel and Distributed Computing, 137, 113-128. DOI: 10.1016/j.jpdc.2019.10.006