Ini 3 Cara Partisi Hardisk di Windows 10
Cara partisi hardisk di Windows 10 merupakan salah satu langkah penting dalam manajemen data di komputer, terutama bagi pengguna Windows. Partisi hardisk membantu kamu mengatur file, meningkatkan performa, serta mempermudah dalam kasus instal ulang sistem operasi. Dengan memisahkan file sistem Windows dan file pribadi ke partisi yang berbeda, kamu bisa menjaga data tetap aman sekaligus membuat Windows berjalan lebih cepat.
Mengapa Partisi Hardisk Itu Penting?
Sebelum masuk ke cara partisi hardisk, mari kita bahas sedikit kenapa partisi hardisk itu penting. Saat pertama kali membeli laptop atau PC, biasanya hanya ada satu partisi utama, yakni Local Disk C. Di sinilah sistem operasi Windows terinstall, dan mungkin kamu juga menyimpan berbagai file pribadi seperti dokumen, gambar, dan video.
Namun, ada beberapa masalah jika hanya menggunakan satu partisi:
- Semakin banyak file di partisi sistem (Drive C), semakin lambat pula kinerja Windows. Ini karena sistem operasi memerlukan ruang kosong untuk file sementara dan operasi lainnya.
- Jika terjadi kerusakan sistem atau kamu harus melakukan instal ulang Windows, data yang ada di Drive C akan terhapus. Dengan memisahkan file sistem dan data pribadi ke partisi yang berbeda, data kamu akan tetap aman.
- Dengan partisi yang berbeda, kamu bisa mengelompokkan file sesuai dengan fungsinya. Misalnya, Drive D untuk file kerja, Drive E untuk multimedia, dan seterusnya.
Cara Partisi Hardisk di Windows 10
Sekarang, mari kita bahas langkah-langkah teknis untuk membagi partisi hardisk di Windows 10. Ada beberapa metode yang bisa kamu gunakan, mulai dari cara manual melalui Disk Management hingga aplikasi pihak ketiga yang lebih fleksibel.
1. Menggunakan Disk Management
Disk Management adalah fitur bawaan di Windows yang memungkinkan kamu untuk mengelola partisi hardisk tanpa perlu mengunduh aplikasi tambahan. Berikut adalah langkah-langkahnya:
- Tekan Windows + X pada keyboard, lalu pilih Disk Management dari menu yang muncul.
- Alternatif lain, kamu bisa mengetik “Disk Management” di kolom pencarian Windows dan memilih opsi Create and format hard disk partitions.
- Setelah Disk Management terbuka, kamu akan melihat semua drive yang ada di komputer kamu.
- Cari Drive C (partisi utama tempat Windows terinstal), klik kanan, dan pilih Shrink Volume.
- Setelah memilih opsi Shrink, Windows akan menghitung ruang kosong yang tersedia.
- Masukkan jumlah ruang yang ingin kamu sisihkan untuk partisi baru dalam satuan MB. Sebagai contoh, jika kamu ingin membuat partisi sebesar 100 GB, ketik “102400” (karena 1 GB = 1024 MB)
- Setelah proses shrink selesai, akan ada ruang kosong yang muncul di Disk Management.
- Klik kanan pada area kosong tersebut, lalu pilih New Simple Volume.
- Ikuti langkah-langkah di wizard yang muncul untuk menyelesaikan proses partisi.
- Pada wizard, kamu akan diminta untuk memformat partisi baru. Pilih sistem file NTFS dan berikan nama (label) untuk partisi baru tersebut.
- Setelah selesai, partisi baru akan muncul di File Explorer dengan huruf drive yang berbeda (misalnya Drive D).
2. Menggunakan Aplikasi Pihak Ketiga
Selain menggunakan Disk Management, kamu juga bisa menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk membagi partisi hardisk. Aplikasi ini biasanya lebih fleksibel dan menawarkan fitur tambahan yang tidak dimiliki oleh Disk Management. Aplikasi ini juga menawarkan lebih banyak pilihan dan kontrol, serta kompatibel dengan berbagai versi Windows seperti Windows 7, 8, Vista, dan XP.
Beberapa aplikasi partisi yang populer antara lain MiniTool Partition Wizard, EaseUS Partition Master, dan AOMEI Partition Assistant. Berikut adalah cara partisi hardisk menggunakan salah satu aplikasi tersebut.
Contoh: Menggunakan MiniTool Partition Wizard
MiniTool Partition Wizard adalah salah satu aplikasi partisi hardisk yang paling mudah digunakan. Berikut langkah-langkahnya:
- Kunjungi situs resmi MiniTool Partition Wizard dan unduh versi gratisnya.
- Instal aplikasi tersebut di komputer kamu.
- Setelah aplikasi terbuka, kamu akan melihat semua drive yang ada di komputer.
- Pilih Drive C, lalu klik kanan dan pilih opsi Move/Resize Partition.
- Geser slider untuk menentukan ukuran partisi baru yang ingin dibuat. Kamu juga bisa memasukkan ukuran secara manual di kolom yang tersedia.
- Klik OK untuk melanjutkan.
- Setelah ruang kosong tersedia, klik kanan pada area kosong tersebut dan pilih Create Partition.
- Tentukan huruf drive dan format partisi (pilih NTFS jika kamu tidak yakin), lalu klik OK.
- Setelah semua pengaturan selesai, klik tombol Apply di pojok kiri atas untuk menerapkan perubahan.
- Aplikasi akan meminta konfirmasi, dan komputer mungkin perlu restart untuk menyelesaikan proses partisi.
3. Partisi Hardisk dengan Command Prompt
Selain menggunakan Disk Management dan aplikasi pihak ketiga, kamu juga bisa membagi partisi hardisk menggunakan Command Prompt. Cara ini lebih cocok bagi pengguna yang sudah terbiasa dengan perintah teks dan ingin kontrol penuh tanpa menggunakan GUI (Graphical User Interface).
- Tekan Windows + X, lalu pilih Command Prompt (Admin).
- Ketik
diskpart
dan tekan Enter untuk masuk ke tool partisi bawaan Windows. - Ketik
list disk
untuk melihat semua disk yang tersedia di komputer. - Ketik
select disk [nomor_disk]
untuk memilih disk yang ingin dipartisi. Gantilah[nomor_disk]
dengan nomor disk yang sesuai. - Ketik
list partition
untuk melihat partisi yang ada di disk yang telah dipilih. - Ketik
select partition [nomor_partisi]
untuk memilih partisi yang akan dibagi. - Ketik
shrink desired=[ukuran_dalam_MB]
untuk mengecilkan partisi yang dipilih. - Ketik
create partition primary
untuk membuat partisi baru dari ruang yang telah dikosongkan. - Terakhir, ketik
format fs=ntfs label="[nama_partisi]" quick
untuk memformat partisi baru.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Mempartisi Hardisk
Sebelum kamu memulai proses partisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari kesalahan yang bisa merugikan:
1. Backup Data
Selalu lakukan backup data penting sebelum memulai proses partisi, terutama jika kamu belum pernah melakukan partisi sebelumnya. Meskipun jarang terjadi, kesalahan teknis bisa mengakibatkan hilangnya data.
2. Cek Ruang Kosong
Pastikan kamu memiliki cukup ruang kosong di Drive C sebelum melakukan partisi. Jika Drive C sudah hampir penuh, pertimbangkan untuk menghapus file yang tidak perlu atau memindahkannya ke hard drive eksternal.
3. Pilih Format yang Tepat
NTFS adalah sistem file yang paling umum digunakan di Windows, tetapi pastikan kamu memahami sistem file yang kamu pilih, terutama jika kamu menggunakan partisi tersebut untuk sistem operasi lain (misalnya Linux).
4. Jangan Partisi SSD Berlebihan
Jika kamu menggunakan SSD, pertimbangkan untuk tidak mempartisinya terlalu banyak. SSD bekerja lebih baik dengan partisi yang lebih sedikit karena proses penulisan data yang lebih efisien.
Dengan partisi yang tepat, kamu bisa meningkatkan performa sistem dan menjaga keamanan data. Selalu pastikan untuk melakukan backup sebelum memulai, dan pilih metode yang paling sesuai dengan kebutuhan serta tingkat kenyamananmu dalam mengelola komputer. Semoga tips tentang Cara Partisi Hardisk di Windows 10 ini dapat bermanfaat ya.
Baca juga: