Apa itu Trojan? Cara Kerja, Jenis, dan Cara Menghapusnya

Trojan

Trojan bukan sekadar virus biasa, ia merupakan penipu ulung. Berbeda dengan virus yang menyebar dengan mereplikasi diri, Trojan menyamar sebagai file atau program yang tampak tidak berbahaya. Nama “Trojan” diambil dari Kuda Troya dalam mitologi Yunani. Dalam kisah itu, pasukan Yunani bersembunyi di dalam kuda kayu raksasa yang diberikan sebagai “hadiah” kepada kota Troya. Begitu kuda masuk ke dalam kota, pasukan Yunani keluar dan menghancurkan Troya dari dalam. Begitu pula dengan malware ini, ia masuk tanpa disadari, lalu menghancurkan dari dalam.

Menurut Kaspersky (2023), lebih dari 35% serangan malware di dunia melibatkan Trojan. Mereka tidak hanya mencuri data, tetapi juga mengubah sistem, memata-matai aktivitas pengguna, bahkan mengendalikan perangkat dari jarak jauh.

Apa Itu Trojan?

Trojan adalah malware yang menyamar sebagai program sah untuk menipu pengguna agar mengunduh atau menjalankannya. Berbeda dengan virus atau worm, Trojan tidak bisa menyebar sendiri—ia membutuhkan interaksi manusia untuk aktif.

Menurut McAfee (2022), Trojan sering kali dikemas dalam:

  • Lampiran email palsu
  • Aplikasi bajakan
  • File crack atau keygen
  • Update software palsu

Setelah dijalankan, ia dapat:

  • Mencuri data (password, kartu kredit, informasi pribadi).
  • Menginstal backdoor untuk akses jarak jauh.
  • Mengubah pengaturan sistem.
  • Menginfeksi dengan malware tambahan (seperti ransomware).

Di dunia digital, konsep ini pertama kali diimplementasikan pada tahun 1975 dalam sebuah program bernama ANIMAL, yang menyebar dengan berpura-pura sebagai game. Namun, Trojan modern mulai berkembang pesat pada era 1990-an dengan munculnya AOL Trojan yang mencuri password pengguna.

Menurut Symantec (2023), sejak tahun 2000-an, Trojan menjadi senjata utama cybercrime, terutama untuk:

  • Pencurian data perbankan (seperti Zeus Trojan)
  • Serangan ransomware (seperti WannaCry)
  • Spionase digital

Cara Kerja Trojan

Trojan tidak bekerja secara instan, melainkan melalui serangkaian tahapan yang terstruktur. Proses infeksinya dapat dibagi menjadi tiga fase kritis, masing-masing dengan karakteristik dan dampak yang berbeda terhadap sistem korban.

1. Penyusupan (Infiltration)

Trojan membutuhkan pintu masuk untuk menginfeksi sistem, dan biasanya memanfaatkan celah dalam kewaspadaan pengguna. Beberapa metode penyusupan yang paling umum meliputi:

Email phishing menjadi senjata favorit, di mana korban menerima lampiran berbahaya yang disamarkan sebagai dokumen penting, faktur, atau bahkan tawaran pekerjaan. Begitu lampiran dibuka, malware langsung menginfeksi sistem.

Situs web terkompromi juga sering dijadikan medium penyebaran melalui teknik drive-by download. Korban tidak perlu mengklik apa pun—hanya mengunjungi situs yang sudah disusupi sudah cukup untuk memicu unduhan malware secara diam-diam.

Software bajakan, terutama game dan aplikasi produktivitas yang di-crack, sering kali menjadi pembawa Trojan. Pengguna yang tergiur oleh versi gratis tanpa sadar mengorbankan keamanan sistem mereka.

2. Aktivasi (Execution)

Setelah berhasil masuk, Trojan tidak langsung aktif. Ia menunggu momen ketika korban menjalankan file yang terinfeksi. Begitu dieksekusi, serangkaian aksi berbahaya segera dimulai:

Pertama, Trojan akan menginstal dirinya secara permanen di sistem, sering kali menyembunyikan diri di folder sistem atau registry untuk menghindari deteksi.

Kemudian, langkah berikutnya adalah menonaktifkan perlindungan keamanan, termasuk antivirus dan firewall. Beberapa Trojan bahkan mampu menghentikan proses keamanan tanpa memicu peringatan.

Selanjutnya, membangun koneksi dengan server command-and-control (C2) milik penyerang. Koneksi ini memungkinkan pelaku kejahatan siber untuk mengirim perintah lebih lanjut atau mencuri data secara real-time.

3. Eksploitasi (Payload Delivery)

Ini adalah tahap di mana kerusakan sebenarnya terjadi. Setelah mengamankan posisinya di sistem, Trojan mulai menjalankan muatan berbahaya sesuai tujuan penyerang. Beberapa aksi yang paling sering ditemukan meliputi:

Pengambilan screenshot secara diam-diam untuk memantau aktivitas korban. Ini sering digunakan dalam serangan targeted espionage.

Perekanan ketikan (keylogging) memungkinkan pencurian data sensitif seperti password, nomor kartu kredit, atau informasi login tanpa disadari korban.

Pengunduhan malware tambahan, seperti ransomware atau spyware, untuk memperluas cakupan serangan. Beberapa Trojan bahkan mampu mengubah perangkat korban menjadi bagian dari botnet.

Kontrol jarak jauh memberikan akses penuh kepada penyerang, memungkinkan mereka mengeksekusi perintah, mencuri file, atau bahkan menggunakan sistem korban sebagai batu loncatan untuk serangan lebih lanjut.

Jenis-Jenis Trojan Paling Berbahaya

Laporan terbaru dari Avast Security Lab (2024) mengungkapkan lima varian Trojan yang paling merusak dan paling banyak menyasar pengguna di seluruh dunia. Masing-masing jenis memiliki karakteristik unik dan metode serangan yang berbeda, namun sama-sama berpotensi menyebabkan kerusakan sistem dan kerugian finansial yang signifikan.

1. Backdoor

Varian ini berfungsi sebagai jalan masuk tersembunyi bagi penyerang untuk menguasai sistem korban secara penuh. DarkComet menjadi salah satu contoh paling terkenal yang pernah digunakan untuk memata-matai aktivis politik. Jenis ini sering kali bekerja secara diam-diam dengan membuka port tertentu atau membuat akun administrator tersembunyi, memberikan kontrol penuh kepada penyerang tanpa sepengetahuan korban.

2. Trojan Perbankan

Khusus dirancang untuk menargetkan transaksi keuangan digital, Zeus dan Emotet menjadi dua varian paling berbahaya dalam kategori ini. Mereka bekerja dengan cara menyamar sebagai aplikasi perbankan resmi atau menyisipkan diri dalam proses transaksi online untuk mencuri credential login, nomor kartu kredit, dan informasi sensitif lainnya. Yang lebih berbahaya, beberapa varian baru mampu memodifikasi halaman perbankan secara real-time untuk mengelabui korban.

3. Ransomware

Locky dan REvil mewakili generasi canggih dari Trojan yang menggabungkan teknik enkripsi kuat dengan pemerasan digital. Setelah menginfeksi sistem, mereka akan mengenkripsi semua file penting dan meminta tebusan dalam bentuk cryptocurrency untuk mengembalikan akses. Yang membuatnya semakin berbahaya adalah kemampuan beberapa varian untuk menyebar secara lateral dalam jaringan organisasi.

4. Spy

FinSpy dan varian sejenisnya dirancang khusus untuk memata-matai aktivitas pengguna secara komprehensif. Mereka dapat merekam percakapan melalui mikrofon, mengambil gambar via webcam, mencatat aktivitas layar, hingga melacak lokasi perangkat. Trojan jenis ini sering digunakan dalam serangan targeted terhadap individu tertentu atau organisasi penting.

5. DDoS

Mirai menjadi contoh sempurna bagaimana Trojan dapat mengubah perangkat biasa menjadi senjata siber. Dengan menginfeksi ribuan perangkat IoT, penyerang dapat membangun jaringan botnet masif yang mampu melumpuhkan server target dengan membanjiri lalu lintas palsu. Yang mengkhawatirkan, beberapa varian baru bahkan mampu bertahan meskipun perangkat sudah direset.

Avast mencatat bahwa perkembangan Trojan terus menunjukkan peningkatan kompleksitas, dengan banyak varian baru yang menggabungkan fitur dari beberapa kategori sekaligus. Kombinasi antara teknik penyamaran yang semakin canggih dan kemampuan merusak yang terus berkembang membuatnya tetap menjadi ancaman serius di dunia maya.

Cara Mendeteksi dan Menghapus Trojan dari Perangkat

Berikut ini beberapa tanda infeksi dan menghapusnya.

1. Tanda-Tanda Infeksi Trojan

Salah satu tantangan terbesar dalam menghadapi Trojan adalah kemampuannya bersembunyi dengan baik. Namun, ada beberapa gejala yang bisa menjadi indikator kuat bahwa perangkat telah terinfeksi:

Pertama, penurunan performa sistem yang signifikan tanpa alasan yang jelas. Jika komputer atau ponsel tiba-tiba menjadi sangat lambat, padahal tidak sedang menjalankan aplikasi berat, hal ini bisa menjadi tanda bahwa Trojan sedang beroperasi di latar belakang dan menggunakan sumber daya sistem.

Kedua, munculnya aplikasi-aplikasi asing yang tidak pernah diinstal sebelumnya. Trojan sering kali mengunduh dan menginstal program tambahan tanpa sepengetahuan pengguna. Jika tiba-tiba menemukan software yang tidak dikenal di daftar aplikasi, waspadalah.

Ketiga, peningkatan pop-up iklan yang mengganggu, terutama yang muncul di luar browser. Beberapa jenis Trojan memasang adware yang menampilkan iklan secara agresif, bahkan ketika tidak sedang berselancar di internet.

Keempat, antivirus atau firewall yang tiba-tiba dinonaktifkan tanpa perintah dari pengguna. Trojan canggih sering kali mencoba menonaktifkan perlindungan keamanan untuk mempermudah akses mereka ke sistem.

2. Cara Efektif untuk Menghapus Trojan

Bila menemukan gejala-gejala di atas, berikut adalah langkah sistematis yang dapat dilakukan untuk membersihkan perangkat:

Langkah pertama yang paling krusial adalah segera memutuskan koneksi internet. Hal ini mencegah Trojan mengunduh lebih banyak malware atau mengirim data curian ke server penyerang. Cabut kabel ethernet atau matikan Wi-Fi sebelum melakukan tindakan lebih lanjut.

Setelah itu, gunakan program antivirus terpercaya seperti Malwarebytes atau Kaspersky untuk melakukan pemindaian menyeluruh. Pastikan database antivirus telah diperbarui untuk mendeteksi ancaman terbaru. Jalankan pemindaian dalam mode deep scan untuk memeriksa seluruh sistem file.

Selanjutnya, buka Panel Kontrol (Control Panel) dan periksa daftar program yang terinstal. Hapus aplikasi-aplikasi mencurigakan yang tidak dikenali atau tidak diperlukan. Beberapa Trojan menyamar sebagai program utilitas sistem, jadi perhatikan baik-baik sebelum menghapus.

Untuk pemindaian yang lebih efektif, restart komputer dalam Safe Mode dengan menekan tombol F8 selama proses booting. Safe Mode hanya memuat driver dan aplikasi esensial, sehingga memudahkan antivirus mendeteksi dan menghapus malware yang mungkin bersembunyi di proses sistem biasa.

Jika semua langkah di atas tidak berhasil, pertimbangkan untuk melakukan reset sistem ke pengaturan pabrik atau menginstal ulang sistem operasi sebagai opsi terakhir. Pastikan untuk membackup data penting terlebih dahulu, tetapi hindari memulihkan file yang mungkin sudah terinfeksi.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis, besar kemungkinan Trojan dapat diidentifikasi dan dihapus sepenuhnya dari sistem. Namun, pencegahan tetap merupakan strategi terbaik – selalu waspada terhadap file mencurigakan dan pertahankan kebiasaan berinternet yang aman.

Semoga informasi ini bermanfaat.

Baca juga:

Referensi

  • Kaspersky. (2023). What is a Trojan?
  • Symantec. (2022). Internet Security Threat Report.
  • Verizon. (2023). Data Breach Investigations Report.
Please follow and like us:
Scroll to Top