8 Perbedaan TCP/IP dan OSI

Perbedaan TCP/IP dan OSI

Jaringan komputer adalah tulang punggung komunikasi digital modern. Tanpa protokol dan standar yang jelas, perangkat tidak akan bisa saling terhubung dengan efisien. Di dunia jaringan, dua model referensi paling penting adalah TCP/IP dan OSI. Meskipun keduanya menjelaskan bagaimana data dikirim melalui jaringan, mereka memiliki pendekatan yang berbeda.

Apa Itu Model OSI?

Model OSI atau Open Systems Interconnection merupakan kerangka kerja konseptual yang dikembangkan oleh organisasi internasional International Organization for Standardization (ISO) pada tahun 1984. Tujuan utama dari pengembangan model ini adalah untuk menciptakan standar universal yang dapat dijadikan acuan oleh produsen perangkat jaringan. Dengan adanya model ini, diharapkan perangkat keras dan perangkat lunak dari berbagai vendor dapat saling berkomunikasi dan bekerja secara harmonis dalam jaringan yang kompleks.

Model OSI terdiri dari tujuh lapisan yang masing-masing memiliki peran dan fungsi khusus dalam proses komunikasi data antarsistem jaringan. Meskipun tidak diimplementasikan secara langsung dalam bentuk fisik, model ini sangat berguna sebagai panduan untuk memahami bagaimana data diproses dan ditransmisikan dari satu perangkat ke perangkat lain, mulai dari tingkat aplikasi hingga lapisan paling bawah yaitu perangkat keras.

7 Lapisan OSI dan Fungsi Masing-masing

1. Application Layer (Lapisan Aplikasi)

Lapisan ini berada paling atas dalam model OSI dan bertanggung jawab dalam menyediakan antarmuka langsung antara pengguna akhir dan aplikasi jaringan. Lapisan ini memfasilitasi akses ke layanan jaringan seperti pengiriman email, penelusuran web, dan transfer file.
Contoh protokol: HTTP (untuk web), SMTP (untuk email), FTP (untuk transfer file).

2. Presentation Layer (Lapisan Presentasi)

Lapisan ini bertugas memastikan bahwa data yang dikirimkan dapat dipahami oleh kedua belah pihak yang berkomunikasi. Ini mencakup tugas seperti menerjemahkan format data (misalnya dari ASCII ke EBCDIC), mengenkripsi dan mendekripsi data untuk keamanan, serta melakukan kompresi untuk efisiensi transmisi. Contoh: Mengubah gambar dari format JPEG ke PNG, atau mengenkripsi dokumen sebelum dikirim.

3. Session Layer (Lapisan Sesi)

Bertugas mengelola sesi komunikasi antara dua perangkat. Ini mencakup inisialisasi, pemeliharaan, dan penghentian sesi. Lapisan ini memastikan bahwa komunikasi tetap terbuka selama dibutuhkan dan dapat dilanjutkan jika terjadi gangguan. Contoh implementasi: Saat pengguna mengakses layanan VPN, lapisan ini yang mengelola sesi koneksi yang aman.

4. Transport Layer (Lapisan Transport)

Lapisan ini menjamin bahwa data dikirimkan dengan andal dan dalam urutan yang benar. Ia menyediakan kontrol aliran dan koreksi kesalahan. Dua protokol utama pada lapisan ini adalah TCP, yang menjamin keandalan, dan UDP, yang lebih cepat tetapi tidak menjamin keutuhan data. Contoh protokol: TCP untuk pengiriman email dan browsing, UDP untuk streaming video atau panggilan VoIP.

5. Network Layer (Lapisan Jaringan)

Bertanggung jawab dalam menentukan jalur terbaik untuk mengirimkan data ke tujuan melalui berbagai jaringan. Lapisan ini juga menangani pengalamatan logis, seperti alamat IP, serta routing. Contoh protokol: IP (Internet Protocol), ICMP (untuk pesan kesalahan), dan perangkat seperti router yang bekerja di lapisan ini.

6. Data Link Layer (Lapisan Tautan Data)

Lapisan ini mengatur bagaimana data dikemas menjadi frame untuk dikirimkan melalui media fisik, serta mengatur identifikasi perangkat melalui alamat fisik (MAC Address). Ia juga bertugas menangani kesalahan yang terjadi di tingkat media transmisi lokal. Contoh perangkat: Switch, NIC (Network Interface Card), sedangkan contoh protokol/teknologi: Ethernet, ARP.

7. Physical Layer (Lapisan Fisik)

Lapisan paling dasar ini menangani aspek fisik dari pengiriman data, termasuk sinyal listrik, gelombang radio, kabel, konektor, dan perangkat keras jaringan lainnya. Semua bentuk data digital harus dikonversi menjadi sinyal fisik agar bisa dikirim melalui media transmisi. Contoh media dan perangkat: Kabel tembaga (Ethernet), gelombang radio (Wi-Fi), serat optik (Fiber Optic), konektor RJ-45.

Kelebihan Model OSI

Model OSI dirancang oleh ISO sebagai kerangka acuan universal yang dapat digunakan oleh berbagai produsen perangkat keras dan perangkat lunak. Dengan adanya standar ini, interoperabilitas antar perangkat dari vendor berbeda menjadi lebih mudah dicapai karena semua pihak merujuk pada struktur dan fungsi yang sama.

Karena OSI dibagi ke dalam tujuh lapisan yang jelas, teknisi jaringan dapat mengisolasi masalah hanya pada satu lapisan tertentu. Hal ini sangat membantu dalam proses troubleshooting, karena tidak perlu memeriksa keseluruhan sistem ketika hanya satu lapisan yang mengalami gangguan

Setiap lapisan dalam model OSI memiliki fungsi dan tanggung jawab spesifik, sehingga dapat menjadi pedoman yang jelas bagi para pengembang dalam menciptakan atau memperbarui protokol komunikasi jaringan. Ini mempermudah inovasi teknologi tanpa harus mengganggu struktur keseluruhan.

Kekurangan Model OSI

Meskipun sangat berguna sebagai konsep, model OSI cenderung rumit jika diterapkan secara langsung dalam pengembangan sistem nyata. Dalam praktiknya, banyak protokol modern menggabungkan beberapa fungsi dari lapisan-lapisan OSI sehingga tidak sepenuhnya mengikuti struktur tujuh lapis tersebut.

Di dunia jaringan komputer saat ini, model TCP/IP lebih banyak digunakan dalam implementasi nyata, seperti pada jaringan internet global. TCP/IP lebih sederhana dan langsung ke praktik, sehingga lebih disukai dalam pengembangan sistem modern. Akibatnya, meskipun OSI sangat mendidik dan sistematis, ia sering kalah populer dibandingkan dengan TCP/IP dalam aplikasi sehari-hari.

Apa Itu Model TCP/IP?

Model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah kerangka kerja standar yang menjadi fondasi utama dalam komunikasi data di jaringan internet global saat ini. Berbeda dengan model OSI yang lebih bersifat teoritis, model TCP/IP lahir dari kebutuhan praktis dan langsung diimplementasikan sejak awal pengembangannya.

Model ini dikembangkan pada tahun 1970-an oleh dua tokoh penting dalam sejarah internet, yaitu Vinton Cerf dan Robert Kahn. Tujuannya adalah untuk menciptakan protokol komunikasi yang handal dan mampu menghubungkan berbagai jenis jaringan komputer. Hasil dari upaya mereka inilah yang akhirnya menjadi standar utama dalam pertukaran data di seluruh dunia.

Empat Lapisan dalam Model TCP/IP dan Fungsinya

1. Application Layer (Lapisan Aplikasi)

Ini merupakan lapisan tertinggi dalam model TCP/IP, dan memiliki fungsi yang mencakup tiga lapisan teratas dalam model OSI: Application, Presentation, dan Session. Lapisan ini menangani interaksi antara pengguna akhir dan aplikasi jaringan. Fungsi-fungsi penting yang dijalankan antara lain: penyajian data, manajemen sesi komunikasi, hingga antarmuka pengguna. Contoh protokol:

  • HTTP (untuk web browsing)
  • SMTP (untuk pengiriman email)
  • FTP (untuk transfer file)
  • DNS (untuk pencarian nama domain)

2. Transport Layer (Lapisan Transport)

Lapisan ini bertugas memastikan pengiriman data antar aplikasi berjalan secara andal dan berurutan. Sama seperti pada model OSI, lapisan ini menyediakan pengendalian aliran data dan penanganan kesalahan. Protokol utama:

  • TCP (Transmission Control Protocol): Menyediakan pengiriman data yang andal, menjamin keutuhan dan urutan data. Cocok untuk aplikasi seperti email, web, dan file transfer.
  • UDP (User Datagram Protocol): Pengiriman data cepat tanpa jaminan keutuhan, cocok untuk aplikasi real-time seperti video streaming dan panggilan suara (VoIP).

3. Internet Layer (Lapisan Internet)

Lapisan ini bertanggung jawab atas pengalamatan logis dan pengaturan routing data antar jaringan. Fungsinya setara dengan Network Layer pada model OSI. Ia menentukan jalur terbaik agar paket data sampai ke tujuannya, bahkan melalui banyak jaringan yang berbeda.
Protokol penting:

  • IP (Internet Protocol): Memberikan alamat dan mengatur pengiriman paket antar perangkat.
  • ICMP (Internet Control Message Protocol): Digunakan untuk diagnostik dan pelaporan kesalahan jaringan (misalnya, melalui perintah ping).
  • ARP (Address Resolution Protocol): Menghubungkan alamat IP dengan alamat fisik (MAC address).

4. Network Access Layer (Lapisan Akses Jaringan)

Ini meruakan lapisan paling bawah dalam model TCP/IP dan bertugas mengatur bagaimana data secara fisik dikirimkan melalui media jaringan, seperti kabel atau gelombang radio. Lapisan ini menggabungkan dua lapisan terbawah dari model OSI, yaitu Data Link Layer dan Physical Layer. Contoh media dan perangkat:

  • Ethernet (menggunakan kabel LAN)
  • Wi-Fi (nirkabel)
  • MAC Address (alamat fisik dari perangkat jaringan)

Kelebihan Model TCP/IP

Model TCP/IP digunakan secara luas di seluruh dunia, terutama dalam infrastruktur internet dan jaringan modern. Karena menjadi fondasi utama internet, model ini sangat relevan dan menjadi tolok ukur dalam pengembangan aplikasi dan protokol jaringan masa kini.

Dengan hanya empat lapisan utama, TCP/IP lebih mudah dipahami dan diimplementasikan dibandingkan dengan OSI yang memiliki tujuh lapisan. Penyederhanaan ini membuat pengembang dan teknisi dapat lebih cepat menerapkan protokol dan memecahkan masalah tanpa harus memahami struktur yang terlalu kompleks.

Model ini cukup fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan berbagai jenis perangkat keras dan protokol jaringan baru. Desainnya yang modular dan tidak terlalu kaku memungkinkan integrasi dan pengembangan teknologi jaringan secara lebih dinamis.

Kekurangan Model TCP/IP

Berbeda dengan OSI yang membagi tugas secara spesifik di setiap lapisan, model TCP/IP cenderung menggabungkan beberapa fungsi ke dalam satu lapisan. Hal ini menyebabkan kurangnya kejelasan dalam pembagian tanggung jawab masing-masing bagian, terutama untuk keperluan analisis teknis secara mendalam.

Karena sifatnya yang lebih pragmatis dan berorientasi pada implementasi, TCP/IP tidak seideal OSI untuk digunakan sebagai dasar dalam pembelajaran konseptual atau analisis sistem komunikasi. OSI, dengan struktur lapisan yang lebih sistematis, biasanya lebih disukai di lingkungan pendidikan atau riset mendalam.

Perbedaan TCP/IP dan OSI

Berikut adalah versi tabel yang dijelaskan secara lengkap mengenai perbedaan TCP/IP dan OSi

AspekModel OSI (Open Systems Interconnection)Model TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol)
Jumlah Lapisan7 Lapisan: Application, Presentation, Session, Transport, Network, Data Link, Physical4 Lapisan: Application, Transport, Internet, Network Access
Tujuan PenggunaanBersifat konseptual dan digunakan sebagai model referensi dalam pembelajaran, riset, dan pengembangan protokol baruDigunakan secara praktis dan nyata dalam implementasi jaringan, terutama internet
Pendekatan ProtokolSetiap fungsi jaringan dipisah secara rinci ke dalam lapisan-lapisan tertentu; protokol dipisahkan sesuai lapisanProtokol lebih terintegrasi antar lapisan; contoh: HTTP, TCP, dan IP sering digunakan bersama
Contoh ProtokolHTTP (Application), JPEG (Presentation), SSL (Session), TCP (Transport), IP (Network), Ethernet (Data Link/Physical)HTTP, FTP, TCP, UDP, IP, DNS, ARP dalam satu model yang langsung diterapkan
KompatibilitasDirancang agar semua jenis perangkat dan vendor bisa saling berkomunikasi dengan standar terbukaFokus pada komunikasi di lingkungan internet, sehingga lebih spesifik namun efisien
KompleksitasLebih kompleks dan terstruktur dengan detail untuk setiap fungsi komunikasiLebih sederhana dan efisien karena beberapa fungsi digabung dalam satu lapisan
Kelebihan UtamaMudah untuk analisis teknis, troubleshooting, dan pengembangan teknologi baruDigunakan di seluruh dunia sebagai dasar dari internet modern
Kekurangan UmumTidak digunakan langsung dalam implementasi jaringan nyata; terlalu teoritisKurang detail dalam pembagian fungsi, sehingga sulit digunakan untuk analisis mendalam

      Mana yang Lebih Baik? OSI atau TCP/IP?

      Tidak ada jawaban mutlak karena keduanya memiliki tujuan berbeda:

      • Gunakan OSI bila ingin mempelajari konsep jaringan secara mendalam atau mengembangkan protokol baru.
      • Gunakan TCP/IP jika bekerja langsung dengan jaringan internet atau administrasi sistem.

      Faktanya, banyak profesional menggunakan gabungan keduanya, OSI untuk teori dan troubleshooting, sedangkan TCP/IP untuk implementasi nyata.

      Penutup

      Baik OSI maupun TCP/IP adalah model penting dalam jaringan komputer. OSI memberikan landasan teoretis yang sangat berguna untuk memahami komunikasi data, sementara TCP/IP adalah implementasi nyata yang menjalankan internet sehari-hari.

      Dengan memahami perbedaan keduanya, kamu bisa lebih efektif dalam mendesain, mengelola, dan memecahkan masalah jaringan. Semoga bermanfaat.

      Referensi

      Referensi

      1. Cerf, V., & Kahn, R. (1974). A protocol for packet network intercommunication. IEEE Transactions on Communications, 22(5), 637-648. https://doi.org/10.1109/TCOM.1974.1092259
      2. Forouzan, B. A. (2012). TCP/IP protocol suite (4th ed.). McGraw-Hill Education.
      3. International Organization for Standardization. (1984). ISO 7498: Information processing systems – Open Systems Interconnection – Basic Reference Model. ISO.
      4. Kozierok, C. M. (2005). The TCP/IP guide: A comprehensive, illustrated internet protocols reference. No Starch Press.
      5. Stallings, W. (2021). Data and computer communications (11th ed.). Pearson.
      6. Tanenbaum, A. S., & Wetherall, D. J. (2021). Computer networks (6th ed.). Pearson.
      Please follow and like us:
      Scroll to Top